Selasa, 16 April 2013

Billy Belafonte : Musisi Jazz Senior Surabaya dan Resep Sehatnya




Nama : I. Billy Moenary Belafonte
Tempat Tanggal Lahir : Surabaya, 07-05-1936
Alamat : Sukomanunggal Jaya I/10
Pekerjaan : Pengajar Musik





Resep Sehat Musisi Jazz Senior: Senam, Pola Makan, Musik dan Religiusitas

Ketika ditemui di kediamannya, pria sepuh yang masih tampak bersemangat itu terlihat antusias. Ia mulai menata ruang studio musik tempatnya mengajar. Barang-barang berikut alat musik yang terlihat sedikit berserakan ia tata rapi dan ia melakukan pekerjaan itu seorang diri. “Selama masih bisa sendiri ya saya kerjakan sendiri. Sambil berolahraga juga. Tunggu sebentar ya, saya tata dulu studionya, biar nanti kalau difoto hasilnya bagus,” ucapnya dengan tersenyum.

Setelah usai merapikan studionya, pria sepuh itu mempersilahkan saya untuk duduk. “Duduk mas. Ini saya mau demo,” ujarnya. Gitar yang terletak di dinding studio tempatnya mengajar itu diambilnya dan kepada Surabaya Post ia menunjukkan keahliannya. Perlahan, dawai-dawai dipetik dan memunculkan suara nyaring. Sebuah alunan lagu lama bernuansakan jazz. Bibirnya sesekali terlihat meraba syair lagu, dan ia masih mengingat keseluruhan syair dan notasi lagunya, tanpa ada yang terlupa.

“Itulah lagu berjudul Faya Condius yang pernah dinyanyikan Merry Ford. Salah satu lagu kesukaan saya,” katanya. Begitulah keseharian I.Billy Moenary Belafonte, yang akrab dipanggil Billy. Waktu demi waktu ia habiskan untuk mengajar dan mengeksplorasi musik jazz. Pria yang pada bulan Mei nanti menginjak usia 77 tahun itu tampak masih bersemangat. Segar bugar dan sehat walafiat.

Sebagai musisi jazz yang tergolong senior, Billy telah memiliki banyak murid dan di usianya kini ia masih menyempatkan diri untuk mengajar. “Memang murid yang saya ajar sekarang sudah tidak banyak seperti dulu lagi. Maklum, usia saya yang sudah 77 tahun tidak baik untuk memforsir diri dalam hal mengajar seperti ketika saya muda dulu,” ucapnya.

Ditanya mengenai resep sehatnya, Billy mengaku memiliki beberapa resep yang menunjang hidup sehatnya. “Jauhi minuman keras. Biasanya musisi tidak bisa menahan diri, namun percayalah, dengan minuman keras, tubuh anda akan menjadi tidak sehat dan rentan diserang penyakit,” tuturnya. Billy menerangkan bahwa semenjak ia mengawali kariernya sebagai musisi di era 1950-an, ia tidak sekalipun menyentuh minuman keras.

Selain menjauhi minuman keras, Billy mengaku memiliki rutinitas berolahraga yang ia lakukan setiap pagi dan sore hari. Senam adalah salah satu olahraga kegemarannya. Ia mengaku melakukan aktivitas senam dengan cara meregangkan otot-otot tubuhnya selama beberapa jam setiap pagi dan sore. “Setelah senam, saya mengisi waktu dengan berkeliling-keliling ke sekitar lingkungan rumah saya. Olahraga adalah salah satu kunci hidup sehat karena tubuh membutuhkan peregangan,” ungkap Bapak dua anak itu.

Bagaimana dengan pola makan? “Oo kalau saya sangat mengatur pola makan saya. Tidak sembarangan lho,” ujarnya. Ia mengaku membatasi makan-makanan berlemak dan memperbanyak mengkonsumsi sayur-sayuran. “Perbanyak makan sayuran, kurangi daging atau makanan apapun yang mengandung lemak. Bukan dihindari lho ya, dikurangi, dibatasi. Kalau saya setiap hari menu makanan saya pasti mengandung sayur,” ungkap gitaris yang sempat berkeliling Indonesia dengan musik jazznya itu.

Selain olahraga dan mengatur pola makan, Billy mengaku pula bahwa salah satu resep sehatnya yang utama adalah musik. Mengapa musik? “Dengan musik, daya memori kita bisa tetap tajam, sekaligus melatih olah rasa, kepekaan. Jangan salah, seniman itu orangnya peka, bersemangat dan selalu tampak awet muda. Rahasianya ya kegemarannya memainkan musik itu tadi. Istilahnya musik membuat hidup lebih bergairah,” paparnya. Sejenak setelah berujar demikian, ia kembali memainkan dawai-dawai gitarnya.

Tidak cukup sampai disitu, ia memiliki resep sehatnya yang utama, yaitu berdoa agar selalu ingat Tuhan. Sebagai penganut Katolik yang aktif memberikan pelayanan di Gereja, ia mengungkapkan bahwa ucapan syukur dari manusia akan sangat diperhatikan Tuhan. “Jangan lupa bersyukur. Ingat, sehat-sakit, hidup dan mati kita ada di tanganNYA,” ujarnya. 

Selain rajin bersyukur, Billy juga mengungkapkan bahwa seseorang, bila beragama Katolik, maka harus mengenal roh kudus yang bersemayam dalam dirinya. “Sulit bagi pemeluk Katolik untuk dapat mengenali roh kudus yang ada dalam dirinya, sebab diperlukan kesabaran, kekhusyukan dan pengenalan jati diri secara mendalam,” papar pria asli Surabaya itu. Menurutnya, mengenali roh kudus dari dalam diri haruslah melewati tahapan meditasi seperti yang telah disebutkan. Efeknya, selain manusia dapat memasuki ranah spiritualitas, komunikasi mendalam antara manusia dengan Tuhan, proses tersebut dapat melatih manusia untuk mengendalikan hawa nafsu, sekaligus dengan bermeditasi, metabolisme tubuh akan terjaga karena segala pikiran buruk akan dibuang jauh-jauh. 

“Itulah saya dan resep sehat saya. Santai dulu mas, nikmati komposisi saya,” ujarnya. Iapun kembali memainkan gitarnya. Tembang-tembang bernuansa jazzy milik Louis Armstrongpun ia bawakan sembari dinyanyikan “What a Wonderfull World’. Liriknya romantis ya? Jangan bilang sampean tidak tahu lagu ini,” tambahnya sembari menikmati permainan gitarnya.


Bermusik Sejak 1948

Billy kecil belajar ilmu tentang musik jazz dari seorang guru berkebangsaan Belanda, namanya Belafonte. Dari perkenalannya dengan seorang Belanda itulah yang membuat kecintaan Billy terhadap musik jazz dapat tumbuh. Bahkan, pada usia 12 tahun, tepatnya pada tahun 1948 ia didapuk untuk menjadi gitaris jazz, tampil di gedung-gedung kesenian.

“Setelah periode kemerdekaan, Belafonte kembali hijrah ke Belanda. Untuk mengenangnya, saya menambahkan nama ‘Belafonte’ di belakang nama saya,” kenangnya. Memang, nama aslinya adalah Billy Moenary, dan setelah gurunya hijrah, ia menambahkan nama gurunya itu dan dipakainya hingga saat ini.

Selama mengawali karier sebagai musisi jazz yang mengiringi banyak penyanyi dari panggung ke panggung, ia mulai tertarik untuk mengajar. Awal kariernya sebagai pengajar ia lakukan semenjak tahun 1956. “Saya mendapatkan banyak murid yang tertarik setelah menyaksikan saya bermain jazz,” ungkapnya. Selain mengajar, Billy juga kerap diundang tampil di berbagai even untuk menunjukkan kebolehannya, utamanya saat ada even klinik jazz guitar. Dari berbagai klinik musik yang telah diikutinya itu ia memiliki banyak murid.

Hingga saat ini, Billy mengaku masih tertarik untuk mengajar, demi mengisi waktu luang. Bila ditanya tentang jumlah murid yang pernah dididiknya dari dulu hingga sekarang, ia mengaku sudah tak terhitung lagi jumlahnya. “Banyak sekali, tak terhitung. Bahkan banyak diantara mereka yang menjadi musisi terkenal,” ungkapnya. Billy mengatakan bahwa metode pengajaran yang diberikannya meliputi tekhnik, pendalaman lagu, penjiwaan, pengenalan not balok sekaligus pengenalan style irama.

Bagaimana perkembangan jazz di Indonesia? “Jazz itu memang musik yang cukup sulit untuk dimainkan. Tapi saya yakin, asal dengan ketekunan semua pasti bisa. Ya mungkin karena rumitnya itu, jazz cenderung kurang bertumbuh subur di negara ini. Namun adanya even-even jazz yang belakangan ini marak, cukup membangkitkan semangat dan antusiasme masyarakat terhadap musik jazz,” tuturnya.

Pria kelahiran 07 Mei 1956 itu memang tampak awet muda. Rambut di kepalanyapun tumbuh subur dan gigi-giginyapun masih terlihat rapi. Satu-satunya yang menandakan usia tuanya adalah gurat-gurat di kulitnya yang tampak, seakan menggambarkan notasi lagu tentang kehidupan yang telah ia jalani dan pelajari semenjak kecil. “Manusia tidak dapat hidup tanpa musik,” pungkasnya.

Mungkin selama ini orang hanya mengenal Bubi Chen sebagai musisi Jazz senior Surabaya. Billy Belafonte membuktikan bahwa keberadaannya bisa disebut sebagai salah satu musisi jazz senior Surabaya yang tersisa, sekalipun ia tidak setenar Bubi Chen.

1 komentar: