Nama : I. Billy Moenary
Belafonte
Tempat Tanggal Lahir :
Surabaya, 07-05-1936
Alamat : Sukomanunggal
Jaya I/10
Pekerjaan : Pengajar
Musik
Resep
Sehat Musisi Jazz Senior: Senam, Pola Makan, Musik dan Religiusitas
Ketika ditemui di kediamannya,
pria sepuh yang masih tampak bersemangat itu terlihat antusias. Ia mulai menata
ruang studio musik tempatnya mengajar. Barang-barang berikut alat musik yang
terlihat sedikit berserakan ia tata rapi dan ia melakukan pekerjaan itu seorang
diri. “Selama masih bisa sendiri ya saya kerjakan sendiri. Sambil berolahraga
juga. Tunggu sebentar ya, saya tata dulu studionya, biar nanti kalau difoto
hasilnya bagus,” ucapnya dengan tersenyum.
Setelah usai merapikan
studionya, pria sepuh itu mempersilahkan saya untuk duduk. “Duduk mas.
Ini saya mau demo,” ujarnya. Gitar yang terletak di dinding studio tempatnya
mengajar itu diambilnya dan kepada Surabaya Post ia menunjukkan keahliannya.
Perlahan, dawai-dawai dipetik dan memunculkan suara nyaring. Sebuah alunan lagu
lama bernuansakan jazz. Bibirnya sesekali terlihat meraba syair lagu, dan ia
masih mengingat keseluruhan syair dan notasi lagunya, tanpa ada yang terlupa.
“Itulah lagu berjudul
Faya Condius yang pernah dinyanyikan Merry Ford. Salah satu lagu kesukaan
saya,” katanya. Begitulah keseharian I.Billy Moenary Belafonte, yang akrab
dipanggil Billy. Waktu demi waktu ia habiskan untuk mengajar dan mengeksplorasi
musik jazz. Pria yang pada bulan Mei nanti menginjak usia 77 tahun itu tampak
masih bersemangat. Segar bugar dan sehat walafiat.
Sebagai musisi jazz
yang tergolong senior, Billy telah memiliki banyak murid dan di usianya kini ia
masih menyempatkan diri untuk mengajar. “Memang murid yang saya ajar sekarang
sudah tidak banyak seperti dulu lagi. Maklum, usia saya yang sudah 77 tahun
tidak baik untuk memforsir diri dalam hal mengajar seperti ketika saya muda
dulu,” ucapnya.
Ditanya mengenai resep
sehatnya, Billy mengaku memiliki beberapa resep yang menunjang hidup sehatnya.
“Jauhi minuman keras. Biasanya musisi tidak bisa menahan diri, namun
percayalah, dengan minuman keras, tubuh anda akan menjadi tidak sehat dan
rentan diserang penyakit,” tuturnya. Billy menerangkan bahwa semenjak ia
mengawali kariernya sebagai musisi di era 1950-an, ia tidak sekalipun menyentuh
minuman keras.
Selain menjauhi minuman
keras, Billy mengaku memiliki rutinitas berolahraga yang ia lakukan setiap pagi
dan sore hari. Senam adalah salah satu olahraga kegemarannya. Ia mengaku
melakukan aktivitas senam dengan cara meregangkan otot-otot tubuhnya selama
beberapa jam setiap pagi dan sore. “Setelah senam, saya mengisi waktu dengan
berkeliling-keliling ke sekitar lingkungan rumah saya. Olahraga adalah salah
satu kunci hidup sehat karena tubuh membutuhkan peregangan,” ungkap Bapak dua anak
itu.
Bagaimana dengan pola
makan? “Oo kalau saya sangat mengatur pola makan saya. Tidak sembarangan lho,”
ujarnya. Ia mengaku membatasi makan-makanan berlemak dan memperbanyak
mengkonsumsi sayur-sayuran. “Perbanyak makan sayuran, kurangi daging atau makanan
apapun yang mengandung lemak. Bukan dihindari lho ya, dikurangi, dibatasi.
Kalau saya setiap hari menu makanan saya pasti mengandung sayur,” ungkap
gitaris yang sempat berkeliling Indonesia dengan musik jazznya itu.
Selain olahraga dan
mengatur pola makan, Billy mengaku pula bahwa salah satu resep sehatnya yang
utama adalah musik. Mengapa musik? “Dengan musik, daya memori kita bisa tetap
tajam, sekaligus melatih olah rasa, kepekaan. Jangan salah, seniman itu
orangnya peka, bersemangat dan selalu tampak awet muda. Rahasianya ya
kegemarannya memainkan musik itu tadi. Istilahnya musik membuat hidup lebih
bergairah,” paparnya. Sejenak setelah berujar demikian, ia kembali memainkan
dawai-dawai gitarnya.
Tidak cukup sampai
disitu, ia memiliki resep sehatnya yang utama, yaitu berdoa agar selalu ingat
Tuhan. Sebagai penganut Katolik yang aktif memberikan pelayanan di Gereja, ia
mengungkapkan bahwa ucapan syukur dari manusia akan sangat diperhatikan Tuhan.
“Jangan lupa bersyukur. Ingat, sehat-sakit, hidup dan mati kita ada di
tanganNYA,” ujarnya.
Selain rajin bersyukur,
Billy juga mengungkapkan bahwa seseorang, bila beragama Katolik, maka harus
mengenal roh kudus yang bersemayam dalam dirinya. “Sulit bagi pemeluk Katolik
untuk dapat mengenali roh kudus yang ada dalam dirinya, sebab diperlukan
kesabaran, kekhusyukan dan pengenalan jati diri secara mendalam,” papar pria
asli Surabaya itu. Menurutnya, mengenali roh kudus dari dalam diri haruslah
melewati tahapan meditasi seperti yang telah disebutkan. Efeknya, selain
manusia dapat memasuki ranah spiritualitas, komunikasi mendalam antara manusia
dengan Tuhan, proses tersebut dapat melatih manusia untuk mengendalikan hawa
nafsu, sekaligus dengan bermeditasi, metabolisme tubuh akan terjaga karena
segala pikiran buruk akan dibuang jauh-jauh.
“Itulah saya dan resep
sehat saya. Santai dulu mas, nikmati komposisi saya,” ujarnya. Iapun kembali
memainkan gitarnya. Tembang-tembang bernuansa jazzy milik Louis Armstrongpun ia bawakan sembari dinyanyikan “What
a Wonderfull World’. Liriknya romantis ya? Jangan bilang sampean tidak tahu lagu ini,” tambahnya sembari menikmati permainan
gitarnya.
Bermusik
Sejak 1948
Billy kecil belajar
ilmu tentang musik jazz dari seorang guru berkebangsaan Belanda, namanya
Belafonte. Dari perkenalannya dengan seorang Belanda itulah yang membuat
kecintaan Billy terhadap musik jazz dapat tumbuh. Bahkan, pada usia 12 tahun,
tepatnya pada tahun 1948 ia didapuk untuk menjadi gitaris jazz, tampil di
gedung-gedung kesenian.
“Setelah periode
kemerdekaan, Belafonte kembali hijrah ke Belanda. Untuk mengenangnya, saya
menambahkan nama ‘Belafonte’ di belakang nama saya,” kenangnya. Memang, nama
aslinya adalah Billy Moenary, dan setelah gurunya hijrah, ia menambahkan nama
gurunya itu dan dipakainya hingga saat ini.
Selama mengawali karier
sebagai musisi jazz yang mengiringi banyak penyanyi dari panggung ke panggung,
ia mulai tertarik untuk mengajar. Awal kariernya sebagai pengajar ia lakukan
semenjak tahun 1956. “Saya mendapatkan banyak murid yang tertarik setelah menyaksikan
saya bermain jazz,” ungkapnya. Selain mengajar, Billy juga kerap diundang
tampil di berbagai even untuk menunjukkan kebolehannya, utamanya saat ada even
klinik jazz guitar. Dari berbagai
klinik musik yang telah diikutinya itu ia memiliki banyak murid.
Hingga saat ini, Billy
mengaku masih tertarik untuk mengajar, demi mengisi waktu luang. Bila ditanya
tentang jumlah murid yang pernah dididiknya dari dulu hingga sekarang, ia
mengaku sudah tak terhitung lagi jumlahnya. “Banyak sekali, tak terhitung. Bahkan
banyak diantara mereka yang menjadi musisi terkenal,” ungkapnya. Billy
mengatakan bahwa metode pengajaran yang diberikannya meliputi tekhnik,
pendalaman lagu, penjiwaan, pengenalan not balok sekaligus pengenalan style
irama.
Bagaimana perkembangan
jazz di Indonesia? “Jazz itu memang musik yang cukup sulit untuk dimainkan.
Tapi saya yakin, asal dengan ketekunan semua pasti bisa. Ya mungkin karena
rumitnya itu, jazz cenderung kurang bertumbuh subur di negara ini. Namun adanya
even-even jazz yang belakangan ini marak, cukup membangkitkan semangat dan
antusiasme masyarakat terhadap musik jazz,” tuturnya.
Pria kelahiran 07 Mei
1956 itu memang tampak awet muda. Rambut di kepalanyapun tumbuh subur dan
gigi-giginyapun masih terlihat rapi. Satu-satunya yang menandakan usia tuanya
adalah gurat-gurat di kulitnya yang tampak, seakan menggambarkan notasi lagu
tentang kehidupan yang telah ia jalani dan pelajari semenjak kecil. “Manusia
tidak dapat hidup tanpa musik,” pungkasnya.
Mungkin selama ini orang hanya mengenal Bubi Chen sebagai musisi Jazz senior Surabaya. Billy Belafonte membuktikan bahwa keberadaannya bisa disebut sebagai salah satu musisi jazz senior Surabaya yang tersisa, sekalipun ia tidak setenar Bubi Chen.
Wah pasti udah senior banget nih hehe
BalasHapusNonton film sci-fi
Download film sci-fi