Nama Komunitas : Komunitas Perupa Jawa Timur (KOPERJATI)
Berdiri Sejak : 2004
Ketua Komunitas : Muit Arsa
Penasehat : Agus Koecing
Base Camp : Balai Pemuda Surabaya
Sekretariat : Jl. Pulo Wonokromo 255,
Surabaya
Anggota Aktif : 50 orang
Koperjati:
Wadah Ekspresi Perupa Se-Jawa Timur
Dewasa ini perkembangan
seni rupa Indonesia yang semakin mengalami kemajuan membuat semakin banyak
jumlah perupa yang muncul ke permukaan. Adu kreativitas serta kreasi
berlangsung di antara para perupa tersebut. Tentunya peran media massa,
internet serta keterbukaan informasi membuat para perupa tidak pernah
kehilangan referensi dan pengetahuan tentang dunia seni rupa.
Di Jawa Timur sendiri
banyak berlangsung even pameran seni rupa yang diselenggarakan di berbagai
daerah. Adanya dewan kesenian yang tersebar di daerah-daerah di Jawa Timur
memberikan kesempatan bagi para perupa untuk bisa memamerkan karya-karyanya.
Selain itu, dewan kesenian banyak memberikan informasi seputar seni rupa yang
juga berguna bagi eksistensi para perupa di berbagai daerah.
Sebagai ibukota
provinsi, Surabaya merupakan dambaan dari para perupa daerah untuk bisa
berpameran di kota tersebut. Tentunya status sebagai kota Metropolitan dimana
perputaran roda ekonomi serta keterbukaan informasi membuat perupa dari
berbagai daerah berlomba-lomba untuk bisa berpameran di kota itu. Tentunya
tidak mudah bagi para perupa, utamanya pemula untuk bisa berpameran di
Surabaya, karena selain perupa lokal jumlahnya telah membludak, keterbatasan ruang
pamer juga menjadi kendala.
Berdasarkan kegelisahan
tersebut, Muit Arsa, seorang seniman seni rupa Surabaya berinisiatif mendirikan
sebuah wadah untuk bisa menaungi seluruh perupa dari berbagai daerah di Jawa
Timur. Jaringan luas yang dimiliki oleh Muit Arsa di Surabaya, terkait akses ke
dalam sarana-sarana ruang pamer serta informasi tentang kolektor-kolektor seni
ingin ia manfaatkan bagi para perupa di Jawa Timur untuk bisa eksis di
dalamnya.
“Wadah itu selain
sebagai sarana berpameran perupa Jawa Timur di Surabaya, juga berfungsi sebagai
sarana ekspansi karya kami ke luar Surabaya, ke daerah-daerah di Indonesia,
bahkan harapannya bisa membawa perupa Jawa Timur berpameran hingga ke luar
negri,” ungkap Muit Arsa. Walhasil, dengan usaha kerasnya, tepatnya pada tahun
2004 ia mampu mengajak puluhan perupa dari berbagai daerah di Jawa Timur,
bergabung dalam suatu wadah yang dinamakan Koperjati (Komunitas Perupa Jawa
Timur).
Dengan harapan mampu
mengakomodir para perupa Jawa Timur untuk bisa mengembangkan kreasi,
kreativitasnya dengan berpameran di Surabaya dan Indonesia, Koperjati pada 2004
membuat gebrakan awal, yakni mengadakan sebuah pameran seni rupa yang
dinamakannya pameran ‘Lintas Generasi’. Pameran itu diselenggarakan di Balai
Pemuda, Surabaya, dan mengikutsertakan 70 perupa dari berbagai usia, mulai dari
anak-anak hingga perupa berusia lanjut. Gebrakan awal ini mendapat respon
positif dari masyarakat Surabaya juga pengamat-pengamat seni rupa di Surabaya.
Gebrakan awal yang melibatkan perupa lintas generasi itupun tak ayal membuat
nama Koperjati mulai dikenal.
Gebrakan awal yang
cukup mendapat respon positif dari masyarakat serta para pengamat seni itu
rupanya tak cukup sampai disitu. Berbagai kegiatan yang mereka adakan dalam
perjalanannya juga banyak menyita perhatian dari masyarakat luas. “Setiap tahun
kami mengadakan beberapa kali even pameran dan selalu mendapat respon dari
masyarakat,” ujar Hadi Gondrong, salah satu anggota Koperjati.
Tercatat dari tahun
2004 hingga kini Koperjati telah melakukan 12 kali pameran di Surabaya dan di
berbagai daerah di Jawa Timur. Dalam setiap pameran, mereka melakukan sistem
seleksi untuk menjaring karya-karya yang layak pamer. “Sistem seleksi ini
melibatkan banyak pengamat seni, sehingga kami selalu bisa menjamin mutu dan
kualitas karya yang dipamerkan. Maka dari itu Koperjati semakin dikenal
masyarakat karena di dalamnya banyak perupa-perupa berbakat,” ungkap Juniarto,
anggota Koperjati yang juga guru seni rupa di sekolah swasta itu.
Dalam perkembangannya,
Koperjati semakin dikenal masyarakat luas. Perupa-perupa dari berbagai daerah
secara aktif terlibat dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan tiap
tahunnya dan seiring perkembangan waktu, intensitas media massa dalam
mengekspos keberadaan Koperjati semakin ramai dan tentu membuat anggota mereka
semakin banyak. “Keberadaan media massa juga berpengaruh terhadap eksistensi
kami dan pemberian informasi kepada para perupa daerah untuk bergabung,” ujar
Wahyudi, anggota Koperjati. Diterangkannya pula, bahwa anggota Koperjati
memiliki latar belakang yang beragam, mulai dari guru, dosen, pengusaha, PNS
hingga petani daerah.
Selain mengadakan even
pameran rutin, Koperjati kerap kali mengadakan even-even semisal melukis
bersama yang diikuti oleh puluhan anggotanya. Kegiatan melukis bersama itu
kerap diadakan di berbagai tempat, seperti di gedung kesenian, cafe, hotel
maupun tempat-tempat lain di Surabaya. Selain itu mereka juga kerap menyewa
model untuk acara lukis model dan pergi ke daerah-daerah tertentu untuk melukis
landscape secara bersama-sama.
Selama ini Koperjati
dalam hal menjaga silahturahmi antar anggota, mereka kerap mengadakan diskusi
seni dan ngobrol santai di sekretariat mereka di Jl.Pulo Wonokromo 255,
Surabaya. Tiap sebulan sekali mereka selalu menyempatkan diri untuk
silahturahmi ke berbagai daerah untuk berkumpul dengan para anggotanya di
daerah-daerah. “Anggota kami tersebar di berbagai daerah. Jadi, kami selalu
menyempatkan diri untuk mengadakan acara kumpul bareng di berbagai daerah,”
ujar Misgeiyanto, anggota Koperjati.
Sekalipun beranggotakan
individu dari keilmuan yang sama, yakni seni rupa, Koperjati mampu menjaga
kesolidan organisasinya. “Tidak ada aroma persaingan yang buruk disini; yang
ada adalah saling mengisi. Persaingan dalam hal kualitas itu biasa. Kami sering
berbagi tekhnik melukis,” ujar Asep, salah satu anggota Koperjati.
Koperjati yang berdiri
sejak 2004 dan tetap eksis hingga sekarang adalah suatu keberhasilan bagi tiap
anggotanya, mengingat, iklim komunitas kesenian di Surabaya yang akrab dengan
nuansa persaingan sangat kental. Keberhasilan itu memancing kekaguman dari
seorang Agoes Koecing, kurator seni rupa nasional yang kini menjabat sebagai
penasihat Koperjati. “Anggota Koperjati tersebar di berbagai daerah, dan hingga
kini mereka masih tetap eksis serta sangat solid. Salut!,” ujarnya.
Kepedulian
dalam Tema Karya Seni Rupa
Dua belas kali pameran
seni rupa hingga sekarang bukanlah suatu hal yang bisa dipandang sebelah mata.
Itulah hasil kerja keras Koperjati, komunitas seni rupa Jawa Timur yang
beranggotakan puluhan perupa dari berbagai daerah.
Jika kita banyak
membaca kecenderungan seni rupa baik di Indonesia maupun dunia,
pergerakan-pergerakan seni rupa avant garde kerap dipelopori oleh para individu
dan tidak jarang pergerakan itu merupakan buah pemikiran sebuah komunitas seni.
Di Indonesia kita mengenal Kelompok Seni Rupa Bermain (KSRB) yang aktif dengan
tema-tema kritis terhadap pemerintahan, maupun komunitas-komunitas lain yang
tersebar di berbagai wilayah. Lalu bagaimana dengan Koperjati?
“Dalam setiap pameran
sebenarnya kami kerap tidak membatasi ekspresi para perupa dalam kerangka
tematik tertentu. Namun adakalanya kami membuat tema-tema yang berkaitan dengan
kepedulian, baik kepedulian sosial maupun budaya,” ungkap Sulton, anggota Koperjati.
Kepedulian sosial dalam
tematik pameran Koperjati telah beberapa kali diwujudkan, seperti
penyelenggaraan pameran yang hasilnya didonasikan untuk korban bencana lahar
merapi beberapa tahun yang lalu, juga pameran-pameran lain yang hasil penjualannya
dipergunakan untuk amal.
Pada pameran yang akan
digelar beberapa bulan ke depan, Koperjati akan mengadakan pameran dengan tema
kepedulian terhadap kesenian reog. “Jadi kami akan melukis segala sesuatu
tentang reog. Tema itu merupakan wujud kepedulian kami terhadap kesenian reog,
agar jangan sampai diklaim bangsa lain,” tukas Jiyu, anggota Koperjati.
Ke depan, selain
menyelenggarakan pameran di Surabaya, Koperjati akan menyelenggarakan pameran
keliling Indonesia, bahkan beberapa bulan ke depan mereka akan berangkat ke
Malaysia untuk berpameran di negri jiran itu.
Tentu kepedulian, baik
sosial maupun kebudayaan sangat dibutuhkan di negri ini. Komunitas-komunitas
dan individu-individu telah banyak yang memulainya. Bagaimana dengan kita? m17
Komentar
Muit Arsa, Ketua
Koperjati
“Koperjati
adalah wadah untuk mengakomodir para perupa di Jawa Timur agar bisa tetap eksis
dan berpameran di berbagai kota di Indonesia, bahkan di luar negri. Mari
membangun seni rupa Jawa Timur untuk bisa lebih baik lagi”
Agus Koecing, Penasehat
Koperjati
“Koperjati
adalah komunitas yang mempunyai gerakan bersenirupa yang konsisten, solid dan
tidak segan berdiskusi dengan orang yang dianggap mampu berdiskusi, demi
kebaikan mereka semua”
Misgeiyanto, anggota
Koperjati
“Di
dalam Koperjati para perupa bisa saling bertukar wawasan berkesenian yang
membuat pengetahuan kami semakin bertambah, baik dalam tekhnik berkarya maupun
wawasan seni”
Juniarto, anggota
Koperjati
“Kehadiran
Koperjati di tengah-tengah seniman Jawa Timur sangat terasa, terutama bagi
seniman daerah dimana mereka bisa ikut berpameran bersama-sama. Komunitas ini
penuh kekeluargaan dan solidaritas
Mang Asep Bandung,
anggota Koperjati
“Koperjati
mengakomodir para seniman di Jawa Timur dan tetap eksis di tengah isu-isu
industri kreatif yang sedang dinyalakan dimana-mana. Tidak lupa, Koperjati juga
bisa mengakomodir kesenian lokal dan kearifannya”
*Tulisan ini pernah
dimuat di Surabaya Post
Maju terus KOPERJATI.....
BalasHapus