Nama Ekskul : Robotika
Sekolah : SMPN 1 Surabaya
Berdiri Sejak : 2010
Pembina : Purwanita
Pratiwi. Mpd
Pengajar : Syaiful
Aziz.SST, Yogi, Cahyo, Ikhtiar
Jumlah Peminat : sekitar 40 siswa
Prestasi :
- - Juara 1 Indonesia Line Followers
Competition di UNESA (2011)
-
- Special Award Indonesia ICT Award
(INACTA), kategori robot Mazesolving (2011)
-
- Special Award International Robotic
Olympiade kategori Run Challenge’s robot (IRO 2011)
-
- Juara III ‘Indonesiana Robot’
International Robotic Olympiade (IRO 2011)
Dua Tahun Berjalan, Ukir Prestasi Nasional dan Internasional
Kurang lebih bentuknya
mirip seperti tamiya, mainan mobil-mobilan buatan Jepang yang sempat menjadi
tren di tahun 90-an. Bedanya, tamiya hanya berfungsi sebagai mainan untuk adu
cepat, sedangkan mobil yang ini lebih cerdas. Mobil itu mampu mengambil bola
pingpong yang tergeletak di lantai dengan alat semacam pengeruk yang terletak
di bagian bempernya. Alat itu berputar 180 derajat dan secara otomatis
memasukkan bola pingpong itu ke dalam bodi mobil. Perlahan, mobil berjalan ke
tempat sampah mini yang terletak di seberang jalan, dan sekali lagi, alat
pengeruk itu berputar kembali 180 derajat, mengeluarkan bola pingpong itu serta
membuangnya ke dalam tempat sampah mini itu.
“Berhasil!,” teriak
para siswa kegirangan. “Ayo coba lagi!, coba lagi!,” teriak beberapa siswa
penuh semangat. Dengan joystick playstation di tangan, seorang siswa
mengendalikan mobil itu. Rupanya mereka memanfaatkan joystick playstation
sebagai controller untuk mengatur arah jalan mobil. Percobaan mengambil dan
menaruh bola pingpong dilakukan sampai 3 kali dan berhasil dengan sempurna.
“Ini yang dinamakan
robot mazesolving,” ujar Syaiful Aziz sambil menunjukkan kepada Surabaya Post
gambaran singkat tentang mobil yang dipegangnya itu. Mazesolving, menurut Aziz
adalah sebuah robot yang dikendalikan dengan remote control dan berfungsi untuk
menuruti perintah-perintah sederhana, seperti membuang sampah pada tempatnya, yang
ditunjukkan lewat simulasi para siswa.
Itulah suasana yang
tampak dari dalam ruang laboratorium robotika SMPN 1 Surabaya. Para pengajar berserta
para siswa hanyut dalam kebersamaan, have fun serta sesekali diselingi dengan
perdebatan-perdebatan singkat layaknya para ilmuwan yang selalu antusias
terhadap usaha untuk mengembangkan hasil karyanya. Kepada Surabaya Post,
calon-calon pakar robotika Nusantara di masa depan itu menunjukkan karya-karya
robotiknya. Sekitar 5 buah robot buatan beberapa tim dipamerkan kebolehannya
oleh sekitar 40 anak yang tergabung dalam ekstra kurikuler robotika, SMPN 1,
Surabaya.
Ekstra kurikuler
(ekskul) Robotika di SMPN 1 Surabaya berdiri sejak 2010 dan hingga saat ini
banyak diminati oleh para siswa. Prestasinyapun sangat mentereng. Gelar skala
nasional? sudah biasa. Gelar skala internasional? Dua kali malah. “Sejak
berdiri dan memulai pada 2010, tak
dinyana pada 2011 kami langsung melejit memborong banyak gelar sepanjang
tahun,” ujar Yogi, salah satu pengajar.
Metode pengajaran,
seperti dijelaskan oleh para pengajar, adalah perpaduan antara teori dan praktik
yang berjalan beriringan. “Jadi kami mengajarkan teori sembari berpraktik
langsung,” ujar Ikhtiar, salah satu pengajar. Tahapan-tahapan pengajaran dibagi
menjadi dua, pertama, pada tingkat dasar para siswa diberi materi teori dan
praktik merakit robot manual dan otomatis dengan sistem kerja analog, tanpa
menggunakan program dan hanya melibatkan perakitan hardware dan mekanik robot.
Tahapan selanjutnya,
para siswa diberi materi ‘programming robot’, yakni pembuatan robot yang
dijalankan melalui pemrograman dalam laptop maupun PC. “Materi dasar biasanya diberikan untuk
anak-anak kelas 7. Setelah menginjak kelas 8 hingga 9, mereka kami ajari untuk
membuat robot yang bisa dijalankan menggunakan program di komputer,” ujar Aziz,
pembina ekskul robotika.
Tampak, beberapa
peserta ekskul robotika yang masih duduk di kelas 7 SMP sibuk mengotak-atik
rangkaian-rangkaian komponen. Sesekali mereka menggunakan soder dan timah.
“Saat ini kami sedang membuat Line Tracer Analog, sebuah robot yang mampu
berjalan mengikuti garis,” ujar Ryan diiringi anggukan kawan-kawannya dari
siswa kelas 7 yang terlihat tekun dan penuh konsentrasi.
Beberapa diantara siswa
kelas 7 juga tampak sibuk membuat ‘Soccer’s Robot’, sebuah robot yang
dikendalikan secara manual menggunakan joystick dan mampu bermain bola.
Sedangkan beberapa siswa dari kelas 8 dan 9 yang telah diberi materi
programming robot terlihat sibuk membuat
Line Tracer Mikro Controller’s Robot, yakni robot pengikut garis yang
dijalankan menggunakan program komputer.
Dukungan sekolah,
antusiasme siswa yang cukup tinggi serta kualitas pengajar yang mumpuni adalah
faktor pendukung kesuksesan ekskul robotika SMPN 1 tersebut. Purwanita Pratiwi,
guru Pembina ekskul robotika Smpn 1 memaparkan bahwa sekolah memang sangat
mendukung penuh kegiatan siswa-siswinya, hingga mendatangkan pengajar-pengajar
yang memiliki skill tinggi. “Para pengajarnya sendiri berasal dari komunitas
X-Robotic yang mayoritas anggotanya kebanyakan mahasiswa ITS dan PENS. Mereka
adalah pengajar-pengajar berkualitas yang mampu membawa anak didik kami meraih
prestasi,” ujarnya.
Hingga saat ini
sejumlah prestasi robotika tingkat nasional hingga internasional telah diraih
oleh para peserta ekstra kurikuler robotika SMPN 1 Surabaya pada 2011. Pada
2012 sebenarnya mereka ingin meneruskan prestasinya, namun terpaksa absen dalam
kompetisi yang diadakan sepanjang tahun itu karena saat itu sekolah sedang
sibuk mengatur masa peralihan kepengurusan sekolah yang berlangsung pada tahun
tersebut.
Di tahun 2013 sendiri
mereka sedang sibuk mempersiapkan diri untuk mengikuti kontes robotika nasional
dan internasional. “Kami yakin, prestasi 2011 akan terulang kembali di tahun
ini,” ungkap Nia, peserta ekskul robotika yang duduk di kelas 8 itu dengan
penuh percaya diri. m17
Robot
Reog Menari, Juri Terkagum-kagum
Bagaimana kisah ekskul
robotika SMPN 1 hingga bisa meraih prestasi di kancah nasional hingga
internasional? Aziz menjelaskan bahwa para siswa awalnya rajin mengikuti kompetisi
robot. Mulai dari tingkat lokal hingga mewakili Surabaya di tingkat provinsi,
di tingkat nasional, hingga membawa nama bangsa di kancah internasional.
“Dulu kakak-kakak kami
yang tergabung dalam 1 tim berhasil memenangkan kontes robot yang diadakan oleh
INACTA, departemen Kominfo Republik Indonesia. Saat itu robot Mezasolving SMPN
1 adalah robot terbaik yang paling stabil dan paling cepat,” ujar Fahmi Satrio,
anggota ekskul robotika. Memang, para juara dekade 2011 kini telah lulus, namun
kisahnya menjadi semangat tersendiri bagi para penerusnya di SMPN 1 Surabaya.
“Kategori lomba dulu adalah kecepatan merakit, programming dan tingkat
kestabilan robot dalam mengambil poin dari tiap titik yang telah ditentukan,”
tambah Furqon, anggota ekskul.
Tak cukup sampai di situ,
1 tim yang mewakili Indonesia dalam kontes robot internasional memenangkan
juara III dalam kategori Run Robot. Selain prestasi secara tim, prestasi
individu juga berhasil mereka raih.Adalah Rizky Elzandy Barik, alumnus siswa
SMPN 1 Surabaya, yang kini bersekolah di SMAN 5 Surabaya. Dulu ia adalah siswa
yang meraih juara 1 kontes robot internasional dengan tema ‘Robot Indonesiana’
dengan karyanya ‘Robot Reog’.
“Itu masih ada piala dan foto si Rizky.
Dipajang di mading sekolah. Tujuannya, semoga siswa lain termotivasi dengan
semangatnya yang menghasilkan prestasi mentereng tingkat internasional,” ujar
Purwanita Pratiwi.
Kisahnya, tutur para
pengajar dan peserta ekskul Robotika, diawali dengan menangnya Rizky di kontes robotika
skala nasional. Kemudian ia terpilih untuk mewakili Indonesia di kancah
internasional.
Robot Reog yang
diciptakannya mampu membuat dewan juri dari kalangan professional berbagai
negara terkagum-kagum. Keunikannya, robot itu menonjolkan budaya Indonesia dan
mampu menari mengikuti irama musik. Seperti yang telah diduga, Rizky
mendapatkan juara 1, membawa harum nama sekolah, kota tercinta sekaligus bangsa
dan negara.
“Kunci kemenangannya
yakni kami mengajarkan dia untuk disiplin, lancar berbahasa Inggris dan
memiliki kesopanan, kesantunan khas Indonesia. Itulah yang membuat juri dan
para pengunjung menaruh respek besar terhadapnya disamping kekaguman terhadap
hasil karyanya,” pungkas Aziz.
Komentar
“Ekskul
Robotika adalah ekskul spesial yang menuntut kami untuk menjadi anak kreatif,
terampil dan cermat. Melalui ekskul ini saya ingin menunjukkan bahwa anak
Indonesia bisa juga berkarya di bidang robotika. Kami yakin bahwa robotika
Indonesia bisa menjadi maju, seperti halnya robotika di Jerman dan Jepang. We
Will Change the world. Don’t Give Up! Fighting!”
“Ekskul
berprestasi di tingkat nasional dan internasional ini cocok untuk anak yang
ingin menyalurkan bakatnya di bidang robotika”
“Ekskul
ini asyik, juga menyenangkan. Baru di ekskul ini saya dapat pengalaman
menciptakan robot. Robot biasa dengan sensor dan kemampuan yang unik”
“Pengajar
yang berkualitas serta prestasi yang membawa harum nama bangsa adalah salah
satu alasan saya mengikuti ekstra kurikuler robotika ini. Pokoknya gak nyesel deh”
“Antusiasme
siswa ditambah dukungan sekolah menjadikan para siswa berprestasi. Saya bangga
mengajar di sini. Konsep ajar yang saya terapkan adalah have fun. Selain itu porsi teori dan praktik berjalan beriringan
sama banyaknya. Itulah yang membuat anak-anak nyaman dan berprestasi”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar