Senin, 01 April 2013

Ekskul Robotika SMPN 1 Surabaya












Nama Ekskul                           : Robotika
Sekolah                                   : SMPN 1 Surabaya
Berdiri Sejak                            : 2010
Pembina                                  : Purwanita Pratiwi. Mpd
Pengajar                                  : Syaiful Aziz.SST, Yogi, Cahyo, Ikhtiar
Jumlah Peminat                       : sekitar 40 siswa
Prestasi :
-          - Juara 1 Indonesia Line Followers Competition di UNESA (2011)
-          - Special Award Indonesia ICT Award (INACTA), kategori robot Mazesolving (2011)
-          - Special Award International Robotic Olympiade kategori Run Challenge’s robot (IRO 2011)
-          - Juara III ‘Indonesiana Robot’ International Robotic Olympiade (IRO 2011)




Dua Tahun Berjalan, Ukir Prestasi Nasional dan Internasional

Kurang lebih bentuknya mirip seperti tamiya, mainan mobil-mobilan buatan Jepang yang sempat menjadi tren di tahun 90-an. Bedanya, tamiya hanya berfungsi sebagai mainan untuk adu cepat, sedangkan mobil yang ini lebih cerdas. Mobil itu mampu mengambil bola pingpong yang tergeletak di lantai dengan alat semacam pengeruk yang terletak di bagian bempernya. Alat itu berputar 180 derajat dan secara otomatis memasukkan bola pingpong itu ke dalam bodi mobil. Perlahan, mobil berjalan ke tempat sampah mini yang terletak di seberang jalan, dan sekali lagi, alat pengeruk itu berputar kembali 180 derajat, mengeluarkan bola pingpong itu serta membuangnya ke dalam tempat sampah mini itu.

“Berhasil!,” teriak para siswa kegirangan. “Ayo coba lagi!, coba lagi!,” teriak beberapa siswa penuh semangat. Dengan joystick playstation di tangan, seorang siswa mengendalikan mobil itu. Rupanya mereka memanfaatkan joystick playstation sebagai controller untuk mengatur arah jalan mobil. Percobaan mengambil dan menaruh bola pingpong dilakukan sampai 3 kali dan berhasil dengan sempurna.

“Ini yang dinamakan robot mazesolving,” ujar Syaiful Aziz sambil menunjukkan kepada Surabaya Post gambaran singkat tentang mobil yang dipegangnya itu. Mazesolving, menurut Aziz adalah sebuah robot yang dikendalikan dengan remote control dan berfungsi untuk menuruti perintah-perintah sederhana, seperti membuang sampah pada tempatnya, yang ditunjukkan lewat simulasi para siswa.

Itulah suasana yang tampak dari dalam ruang laboratorium robotika SMPN 1 Surabaya. Para pengajar berserta para siswa hanyut dalam kebersamaan, have fun serta sesekali diselingi dengan perdebatan-perdebatan singkat layaknya para ilmuwan yang selalu antusias terhadap usaha untuk mengembangkan hasil karyanya. Kepada Surabaya Post, calon-calon pakar robotika Nusantara di masa depan itu menunjukkan karya-karya robotiknya. Sekitar 5 buah robot buatan beberapa tim dipamerkan kebolehannya oleh sekitar 40 anak yang tergabung dalam ekstra kurikuler robotika, SMPN 1, Surabaya.

Ekstra kurikuler (ekskul) Robotika di SMPN 1 Surabaya berdiri sejak 2010 dan hingga saat ini banyak diminati oleh para siswa. Prestasinyapun sangat mentereng. Gelar skala nasional? sudah biasa. Gelar skala internasional? Dua kali malah. “Sejak berdiri dan memulai  pada 2010, tak dinyana pada 2011 kami langsung melejit memborong banyak gelar sepanjang tahun,” ujar Yogi, salah satu pengajar.

Metode pengajaran, seperti dijelaskan oleh para pengajar, adalah perpaduan antara teori dan praktik yang berjalan beriringan. “Jadi kami mengajarkan teori sembari berpraktik langsung,” ujar Ikhtiar, salah satu pengajar. Tahapan-tahapan pengajaran dibagi menjadi dua, pertama, pada tingkat dasar para siswa diberi materi teori dan praktik merakit robot manual dan otomatis dengan sistem kerja analog, tanpa menggunakan program dan hanya melibatkan perakitan hardware dan mekanik robot.

Tahapan selanjutnya, para siswa diberi materi ‘programming robot’, yakni pembuatan robot yang dijalankan melalui pemrograman dalam laptop maupun PC.  “Materi dasar biasanya diberikan untuk anak-anak kelas 7. Setelah menginjak kelas 8 hingga 9, mereka kami ajari untuk membuat robot yang bisa dijalankan menggunakan program di komputer,” ujar Aziz, pembina ekskul robotika.

Tampak, beberapa peserta ekskul robotika yang masih duduk di kelas 7 SMP sibuk mengotak-atik rangkaian-rangkaian komponen. Sesekali mereka menggunakan soder dan timah. “Saat ini kami sedang membuat Line Tracer Analog, sebuah robot yang mampu berjalan mengikuti garis,” ujar Ryan diiringi anggukan kawan-kawannya dari siswa kelas 7 yang terlihat tekun dan penuh konsentrasi.

Beberapa diantara siswa kelas 7 juga tampak sibuk membuat ‘Soccer’s Robot’, sebuah robot yang dikendalikan secara manual menggunakan joystick dan mampu bermain bola. Sedangkan beberapa siswa dari kelas 8 dan 9 yang telah diberi materi programming robot terlihat sibuk membuat  Line Tracer Mikro Controller’s Robot, yakni robot pengikut garis yang dijalankan menggunakan program komputer.

Dukungan sekolah, antusiasme siswa yang cukup tinggi serta kualitas pengajar yang mumpuni adalah faktor pendukung kesuksesan ekskul robotika SMPN 1 tersebut. Purwanita Pratiwi, guru Pembina ekskul robotika Smpn 1 memaparkan bahwa sekolah memang sangat mendukung penuh kegiatan siswa-siswinya, hingga mendatangkan pengajar-pengajar yang memiliki skill tinggi. “Para pengajarnya sendiri berasal dari komunitas X-Robotic yang mayoritas anggotanya kebanyakan mahasiswa ITS dan PENS. Mereka adalah pengajar-pengajar berkualitas yang mampu membawa anak didik kami meraih prestasi,” ujarnya.

Hingga saat ini sejumlah prestasi robotika tingkat nasional hingga internasional telah diraih oleh para peserta ekstra kurikuler robotika SMPN 1 Surabaya pada 2011. Pada 2012 sebenarnya mereka ingin meneruskan prestasinya, namun terpaksa absen dalam kompetisi yang diadakan sepanjang tahun itu karena saat itu sekolah sedang sibuk mengatur masa peralihan kepengurusan sekolah yang berlangsung pada tahun tersebut. 

Di tahun 2013 sendiri mereka sedang sibuk mempersiapkan diri untuk mengikuti kontes robotika nasional dan internasional. “Kami yakin, prestasi 2011 akan terulang kembali di tahun ini,” ungkap Nia, peserta ekskul robotika yang duduk di kelas 8 itu dengan penuh percaya diri. m17



Robot Reog Menari, Juri Terkagum-kagum

Bagaimana kisah ekskul robotika SMPN 1 hingga bisa meraih prestasi di kancah nasional hingga internasional? Aziz menjelaskan bahwa para siswa awalnya rajin mengikuti kompetisi robot. Mulai dari tingkat lokal hingga mewakili Surabaya di tingkat provinsi, di tingkat nasional, hingga membawa nama bangsa di kancah internasional.

“Dulu kakak-kakak kami yang tergabung dalam 1 tim berhasil memenangkan kontes robot yang diadakan oleh INACTA, departemen Kominfo Republik Indonesia. Saat itu robot Mezasolving SMPN 1 adalah robot terbaik yang paling stabil dan paling cepat,” ujar Fahmi Satrio, anggota ekskul robotika. Memang, para juara dekade 2011 kini telah lulus, namun kisahnya menjadi semangat tersendiri bagi para penerusnya di SMPN 1 Surabaya. “Kategori lomba dulu adalah kecepatan merakit, programming dan tingkat kestabilan robot dalam mengambil poin dari tiap titik yang telah ditentukan,” tambah Furqon, anggota ekskul.

Tak cukup sampai di situ, 1 tim yang mewakili Indonesia dalam kontes robot internasional memenangkan juara III dalam kategori Run Robot. Selain prestasi secara tim, prestasi individu juga berhasil mereka raih.Adalah Rizky Elzandy Barik, alumnus siswa SMPN 1 Surabaya, yang kini bersekolah di SMAN 5 Surabaya. Dulu ia adalah siswa yang meraih juara 1 kontes robot internasional dengan tema ‘Robot Indonesiana’ dengan karyanya ‘Robot Reog’. 

 “Itu masih ada piala dan foto si Rizky. Dipajang di mading sekolah. Tujuannya, semoga siswa lain termotivasi dengan semangatnya yang menghasilkan prestasi mentereng tingkat internasional,” ujar Purwanita Pratiwi.

Kisahnya, tutur para pengajar dan peserta ekskul Robotika, diawali dengan menangnya Rizky di kontes robotika skala nasional. Kemudian ia terpilih untuk mewakili Indonesia di kancah internasional. 

Robot Reog yang diciptakannya mampu membuat dewan juri dari kalangan professional berbagai negara terkagum-kagum. Keunikannya, robot itu menonjolkan budaya Indonesia dan mampu menari mengikuti irama musik. Seperti yang telah diduga, Rizky mendapatkan juara 1, membawa harum nama sekolah, kota tercinta sekaligus bangsa dan negara.

“Kunci kemenangannya yakni kami mengajarkan dia untuk disiplin, lancar berbahasa Inggris dan memiliki kesopanan, kesantunan khas Indonesia. Itulah yang membuat juri dan para pengunjung menaruh respek besar terhadapnya disamping kekaguman terhadap hasil karyanya,” pungkas Aziz.  



Komentar


 


Nia, peserta ekskul Robotika
“Ekskul Robotika adalah ekskul spesial yang menuntut kami untuk menjadi anak kreatif, terampil dan cermat. Melalui ekskul ini saya ingin menunjukkan bahwa anak Indonesia bisa juga berkarya di bidang robotika. Kami yakin bahwa robotika Indonesia bisa menjadi maju, seperti halnya robotika di Jerman dan Jepang. We Will Change the world. Don’t Give Up! Fighting!”


 


Fahmi Satrio Pinandito, peserta ekskul Robotika
“Ekskul berprestasi di tingkat nasional dan internasional ini cocok untuk anak yang ingin menyalurkan bakatnya di bidang robotika”






 



Ryan Danu Saputra, peserta ekskul Robotika
“Ekskul ini asyik, juga menyenangkan. Baru di ekskul ini saya dapat pengalaman menciptakan robot. Robot biasa dengan sensor dan kemampuan yang unik”



 


Muhammad Arya Wicaksono, peserta ekskul Robotika
“Pengajar yang berkualitas serta prestasi yang membawa harum nama bangsa adalah salah satu alasan saya mengikuti ekstra kurikuler robotika ini. Pokoknya gak nyesel deh




 



Syaiful Aziz.SST, pengajar ekskul Robotika
“Antusiasme siswa ditambah dukungan sekolah menjadikan para siswa berprestasi. Saya bangga mengajar di sini. Konsep ajar yang saya terapkan adalah have fun. Selain itu porsi teori dan praktik berjalan beriringan sama banyaknya. Itulah yang membuat anak-anak nyaman dan berprestasi”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar