Jurusan : Seni Rupa
Prestasi :
1995 : Juara desain perangko
nasional 50 tahun Indonesia Emas
1997 : Juara I lomba desain
perhiasan internasional di Italia
2011 :
-
Juara nasional lomba desain poster BKKBN
-
Juara nasional melukis kompetisi LKS, Bandung
-
Juara I lomba desain logo Poltekes, Malang
2012 :
-
Juara I, II dan III lomba desain poster BKKBN
-
Juara I dan II lomba lukis Jatim tema ‘air’
-
Rekor Muri batik terpanjang di Indonesia
2013 :
-
Juara nasional lomba desain batik
Jurusan Seni Rupa SMK dengan Prestasi Dunia
Siang itu puluhan siswa terlihat
sibuk beraktivitas. Valet, kuas, cat minyak dan ratusan kanvas terjajar dalam
sebuah ruang yang ada di Smkn 12, Surabaya. Kanvas-kanvas yang berdiri tegak
diatas sebuah tripod seakan menantang untuk dieksplorasi. Seorang seniman,
konon akan dilanda kegelisahan yang amat sangat ketika menyaksikan sebuah
bidang kosong terpampang di hadapannya. "Bagaikan ikan pindang yang
tergeletak di hadapan seekor kucing. Tidak mungkin sang kucing akan diam saja.
Kira-kira seperti itulah kegelisahan kami," ujar Rizky Farrakhan, salah
satu siswa.
Bicara mengenai valet, kuas, cat minyak dan kanvas, pikiran kita akan langsung tertuju pada seni rupa. Ya, itulah aktivitas berseni rupa yang dengan mudah dapat kita
Tampak, beberapa guru pengajar
menghampiri siswanya satu-persatu. Farid Ma'ruf misalnya, seorang guru yang
juga dikenal sebagai pelukis bergenre realisme sekaligus desainer batik yang
cukup tenar di Surabaya itu tampaknya tak segan membagi-bagikan ilmunya kepada
para siswa. "Nak, kalau mau melukis wajah dengan sempurna, coba perhatikan
komposisi yang ada dalam struktur wajah seseorang. Kedua mata sejajar dengan
garis lurus. Kemudian ambil garis di tengah-tengahnya, tarik ke bawah. Kemudian
baru ditambahkan hidung dan mulut dari tarikan garis itu," ujarnya kepada
salah satu siswa yang sedang sibuk melukis realis.
SMKN 12 sejak awal berdiri hingga
sekarang memang dikenal sebagai sekolah dengan jurusan-jurusan
kesenian,meliputi seni tari, seni rupa, teater,musik, pedalangan, desain komunikasi
visual, desain interior, kriya kayu, kriya logam, kriya tekstil dan lain-lain. Di
bidang seni rupa sendiri, SMKN 12 dikenal dengan para alumninya yang menjadi
pelukis-pelukis nasional. Sebut saja Jopram, Jumartono, Kenyut Djunaidi,dan
lain-lain.
Bagaimana sistem pembelajaran yang
ada dalam jurusan seni rupa SMKN 12? Wiji Utomo menjelaskan bahwa para murid
pada awalnya akan diajak untuk mengenal dasar-dasar desain (nirmana), kemudian
mereka akan beranjak pada ilmu sketsa, gambar bentuk, kemudian dilanjutkan
dengan tekhnik melukis dasar, yakni tekhnik kering (menggunakan pensil dan
krayon), juga teknik basah (menggunakan cat air, akrilik, cat minyak).
"Selain itu siswa juga diajarkan gambar tekhnik (perspektif), juga gambar
proyeksi," ujar pria yang juga kajur (ketua jurusan) seni rupa SMKN 12 itu.
"Setelah dasar-dasar melukis
selesai, kami diajarkan untuk mengenal ragam media dalam berkarya seni rupa.
Bahkan, kami juga diajarkan tekhnik mix media, yakni berkarya seni rupa dengan
cara menggabungkan media-media yang ada," terang Novia Hanif. Mix media
yang dimaksudkan adalah tekhnik melukis menggunakan perpaduan dua atau lebih
media melukis, contohnya pensil dengan cat air, cat minyak dengan akrilik dan
sebagainya.
Dalam kegiatan seni rupa siang itu
tampak beberapa siswa sedang aktif melukis. Luthfia Rahmi, misalnya, ia sedang
sibuk melukis sesosok anak kecil memegang ayam peliharaannya. "Obyek-obyek
inspiratif dapat diperoleh dimanapun. Lukisan saya ini bercerita tentang
kecintaan seseorang terhadap hewan peliharaannya," ujar peminat ekskul
seni lukis yang tengah duduk di bangku SMK 12 kelas 12 itu.
Lain halnya dengan Catur Prakoso.
Saat ditemui ia sedang melukis sesosok pria berikat kepala khas bali yang
tengah duduk sambil membaca koran. Lukisan bergenre pop art itu menurutnya
berkisah tentang kebudayaan indonesia yang terangkum dalam sebuah media massa.
"Lukisan saya ini menggambarkan tentang seseorang dari Bali yang sangat
erat dengan kebudayaannya beroleh informasi tentang kebudayaan-kebudayaan lain
dari indonesia yang terangkum dalam sebuah media massa. Maksudnya,media massa
harus berperan dalam menjaga kebudayaan Indonesia sekaligus memberikan
informasi tentang kebudayaan itu kepada masyarakat," ujarnya.
Dalam segi konsep maupun tekhnik, jurusan seni rupa di SMKN 12 memang sangat unggul. Apalagi jika menilik
prestasinya. Gelar juara prestisius pertama yang mereka raih terjadi di tahun
1997. "Nama siswa kami waktu itu adalah Siti Meutia. Dia peraih juara 1
lomba desain perhiasan tingkat internasional di Italia,' ujar Ellys Naniek, salah
satu pengajar jurusan seni rupa SMKN 12.
Selain ratusan prestasi yang pernah
diraih, SMKN 12 juga tanggap dengan perkembangan tekhnologi. Dewasa ini
perkembangan tekhnologi yang semakin canggih memang telah memasuki segala segi
kehidupan manusia. Di bidang seni lukis, siswa dan pengajar memanfaatkannya
sebagai medium dalam berkarya seni. "Tekhnologi membuat kebebasan
berekspresi menjadi semakin berkembang dan nyaris tanpa batas. Kami disini
memanfaatkannya untuk berkreasi, misalnya memanfaatkan fotografi sebagai objek
melukis, maupun memadukan keduanya, misalnya video art atau animasi yang dipadu
dengan seni lukis. Hasilnya luar biasa," ujar Novia Hanif.
Minta Perhatian Pemerintah
SMKN 12 merupakan hasil dari
penggabungan dua instansi sekolah SMK, yakni SMKN 9 yang berfokus pada seni
pertunjukan serta SMKN 11 yang berfokus pada seni rupa visual. Baru-baru ini
kedua sekolah digabung oleh pemerintah kota Surabaya dan diberi nama SMKN 12.
Penggabungan kedua sekolah tentu
berdampak pada keberadaan fasilitas sekolah. Sesuai dengan target pemkot untuk menambah quota jumlah siswa di setiap SMK di Surabaya, dan.masalahnya, penambahan jumlah siswa itu kurang diimbangi dengan pembangunan
fasilitas sekolah seperti ruang praktek, laboratorium dan sebagainya.
“Dalam jurusan saja selama ini sistem
penerimaan siswa diambil dari danem, bukan tes bakat dan sebagainya. Maka dari
itu jumlah siswa sangat banyak. Jika diseleksi secara serius, tentu hasilnya
akan imbang dengan fasilitas sekolah yang terbatas,” ujar Farid Ma’ruf
Maka dari itu SMKN 12 berharap pada
pemerintah agar memperhatikan pengembangan di bidang pembangungan
sekolah-sekolah SMK di Surabaya, agar seluruh siswa dapat tertampung dalam
proses belajar-mengajar. “Melukis, contohnya, tentu membutuhkan ruang yang
luas. Sedangkan siswa disini jumlahnya banyak. Gedung yang ada belum mampu
menampung para siswa yang banyak itu. Alhasil kami selalu menempatkan siswa
secara bergantian, kadang-kadang kami alokasikan ke tempat lain,” tambah Farid.
Ke depan, selain berharap pada
pemerintah untuk bisa mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada pada sekolah-sekolah
SMK, jurusan seni rupa di SMKN 12 akan terus berusaha mengembangkan
potensi anak didiknya agar terus berprestasi.
Komentar
“Lingkungan sekolah yang harmonis
mengajarkan saya bahwa obyek-obyek inspiratif dapat diperoleh dimanapun. Kita
hanya perlu menadi individu yang kritis terhadap lingkungan”
Novia Hanif. A, peserta ekstra kurikuler seni lukis SMKN 12 Surabaya
“Konsep melukis bisa
bermacam-macam. Seperti lukisan saya ‘dari masa ke masa’ yang sedang saya garap
dalam ekskul ini, saya memiliki konsep bahwa dalam kehidupan pasti selalu ada
generasi penerus yang selalu meneruskan kehidupan dengan berbagai rintangan”
“Guru Seni Rupa di SMKN 12 ini
banyak mengajarkan hal-hal positif melalui ilmu-ilmu tentang estetika, tekhnik
berkarya dan kesungguhan yang kelak akan berguna bagi kehidupan kami”
Wiji Utomo, Pembina dan pengajar ekskul seni lukis SMKN 12 Surabaya
“Banyak materi yang dipelajari
disini, mulai dari seni lukis dasar sampai seni lukis tekhnik tinggi yang tentu
mengikuti perkembangan seni rupa masa kini. Sukses dan makin maju untuk dunia
seni rupa!”
Farid Ma’ruf, pengajar ekskul seni lukis SMKN 12 Surabaya
“Sekarang ini adalah era industri
kreatif. Lulusan kompetitif dari SMK, sesuai harapan pemerintah dapat
terlaksana bila pemerintah memperhatikan fasilitas sekolah dan gedung yang
memadai, supaya semua siswa dapat tertampung di dalamnya dan kelak berhasil
lulus menjadi siswa yang berprestasi dan kompetitif”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar